Naskah Teater atau Drama 13 orang - Tima dan Nima


NASKAH TEATER
TIMA DAN NIMA
      SCENE 1
(PENARI MENARIKAN TARIAN PEMBUKA, DAN SETELAH PENARI DUDUK NARATOR MASUK)
Narator            :  Alkisah, disebuah desa yang bernama Uteh tepatnya di Melawi, Kalimantan Barat. Pada masa itu, terdapat adat dimana gadis yang telah menikah akan mengikuti suaminya pergi. Begitu pula dengan gadis yang bernama Ma Kili. Ia pergi dan meninggalkan orang tuannya . Setelah sekian lama, suaminya meninggal dan Ma Kili memutuskan kembali ke kampung halamannyatentu saja bersama anak-anak cantiknya. Orang tua Ma Kili juga telah meninggal dan mewariskan rumah serta tanah padanya sehingga ia mempunyai tempat tinggal di kampung halamannya sendiri. Mak Kili memiliki dua anak gadis bernama Nima dan Tima
                          Mereka adalah gadis yang memiliki paras yang cantik. Meskipun sama-sama cantik, namun dari kebanyakan orang melihat bahwa Nima sang putri bungsu yang memiliki paras yang lebih cantik daripada kakaknya. Kedua gadis itu pun memiliki perilaku yang berbeda
MUSIK ON-NIMA MASUK-MENARI
                        : Nima, anak bungsu yang terkenal lebih cantik itu memiliki hati yang mulia. Ia sangat rajin, sangat sabar serta rendah hati. Berbeda dengan kakaknya-
TIMA MASUK-MENARI
                        : Tima, anak sulung yang memiliki sifat sangat angkuh, gila hormat, serta iri. Pada suatu ketika..
MUSIK OFF
Tima                : (MASUK SAMBIL TERIAK) Nimaaa! 
Nima               : (MENDEKAT) Iya kak?
Tima                : Sedang apa kau disini? Matahari telah tegak dan kau masih bermalas-malasan!
Nima               : Tidak kak, aku sedang membersihkan lantai (MENUNDUK TAKUT)
Tima                : berani sekali kau menjawab!
Nima               : Tapi kak, kakak kan tadi bertanya.
Umak              : (MASUK) Tima.. Nima
Tima                : (MENGAMBIL SAPU DITANGAN NIMA)
Umak              : Sedang apa nak?
Tima                : (MENDEKATI EMAK) Mak, lihat lahh. Aku sudah membersihkan seluruh rumah ini. Bukankah aku adalah anak yang baik dan rajin mak?
Umak              : Iya anakku, terima kasih telah membantu emak. (MENGELUS KEPALA TIMA)  Ah Iya, Nima Tima emak akan pergi ke desa sebelah dan mungkin akan pulang sedikit terlambat. Jangan lupa mencuci baju disungai dan  Jagalah rumah dengan baik nak.
Nima               : Baik lah mak, hati hati dijalan (SALAM EMAK – EMAK PERGI)
Nima               : Kak, aku kebelakang dulu..
Tima                : Nima!
Nima               : Ada apa kak?
Tima                : Umak, telah pergi ke desa sebelah dan petang nanti aku akan mengundang teman-teman bangsawanku untuk berpesta dirumah. Maka dari itu, kau!(MENUNJUK NIMA) Harus menyiapkan segala makanan dan minuman yang istimewa!
Nima               : Tapi kak, bagaimana aku menyiapkannya? Kita tidak punya makanan untuk dimasak
Tima               : Ya aku tak mau tau, pokoknya harus ada! Jika Perlu pakailah uangmu dulu!
Nima              : *mengangguk*
Tima              : (PERGI DENGAN ANGKUH- NIMA MENYUSUL)

SCENE 2
 (TIMA MASUK BERSAMA TEMAN-TEMANNYA)
All                   : (TERTAWA)
Teman 1          : Kau tau? Tentang sebuah kabar bahwa ada seorang gadis yang kecantikannya lebih dari kita?
Tima                : Benarkah? Kenapa aku bisa tak tau?
Teman 2          : Kabarnya gadis itu sering ditemui di sungai
Nima               : (MENDEKAT PERLAHAN)
Teman 1          : Sstt sst,  coba lihat (MENUNJUK NIMA)
Teman 2          : Iya, siapa dia, Tima? Kenapa bersembunyi seperti itu?
Tima                : (GELISAH) e.. itu, em dia pembantuku, tunggu sebentar ya (MENGHAMPIRI NIMA,    SEDIKIT MENJAUH) Nima! Aku suruh apa sih tadi? Menyiapkan! Bukan datang!
Nima               : Tapi kakk..
Tima                : Ah udah! Em (MELIHAT KESEKITAR-MENGAMBIL BARANG) Ini ini! Kau pergi saja ke sungai, sana! Cuci semua baju ini! (MENDORONG- HINGGA JATUH)
(NIMA KELUAR LEWAT PINTU BELAKANG TIMA DAN TEMAN-TEMAN KELUAR DARI PINTU BUAT MEREKA MASUK TADI)

SCENE 3
Nima               : (MASUK SCENE BARU- nyuci dan tiba-tiba berhenti karena melihat seseorang di tepi sungai) ASTAGA! ITU MANUSIA? APA DIA MASIH HIDUP? AKU HARUS MENOLONGNYA.(Dia berhasil membawa pria itu kedaratan.)
                          Hei.. hei bangunlahh! Gimana ini? tidak mungkin aku membawanya sendiri sedangkan tidak ada orang yang lewat.. Hei.. Heii bangun lahh..
(SCENE LAIN/PANGGUNG SISI LAIN)
-ORANG 1 & 2 BICARA SAMBIL BERJALAN MELEWATI MA KILI-
Orang 1           : Kau dengar itu? Di Pinoh sedang dilanda banjir!
Orang 2           : Benar kah? Bukankah wilayah tersebut dekat dengan sungai kita?
Orang 1           : Iya benar, sekarang kita harus berdoa agar kita tidak terkena
-ORANG 1&2 KELUAR-
Ma Kili            : (KHAWATIR)Banjir? Oh tidak.. apakah anakku sedang menyuci sekarang?kenapa firasatku tak enak? (BOLAK-BALIK DAN AKHIRNYA MEMUTUSKAN MENYUSUL, SAAT TIBA MELIHAT NIMA) ASTAGA! Nima! Ada apa ini nak
Nima               : (TERKEJUT) Umak? Umak kenapa disini?
Ma Kili            : Umak punya firasat tidak baik nak, tadi saat umak di desa sebelah mendengar kabar bahwa desa Pinoh seberang terkena banjir, makanya Umak menyusul
Nima               : (Melihat pria sebelahnya) Umak, kita harus tolong dia, aku melihatnya terbawa arus sungai.
Ma Kili            : Iya nak, ayo kita bawa kerumah (Mengangkat pria tersebt bersama)

SCENE 4
(DIRUMAH)
Nima               : (MENGOMPRES PRIA TSBT SETELAH ITU MAU KELUAR SAMBIL MEMBAWA BASKOM, TETAPI DITAHAN OLEH SEBUAH TANGAN)
                          Umakk!! Umak! (TERIAK KARENA TERKEJUT PRIA ITU SADAR KEMUDIAN BERLARI MEMANGGIL UMAK)

Tima                : Nima! Jangan berisik! Ada apa sih? (TIBA DULUAN DIIKUTI UMAK DAN NIMA)

Ma Kili            : Ada apa anak ku? Kenapa teriak? (SAMBIL BERJALAN DAN MENDEKATI PRIA TERSEBUT) Kau telah bangun ternyata..
Nima               : ini minum lah dulu. (BERDIRI DI SAMPING RANJANG)
Mandau           : Siapa kalian? Apa yang terjadi padaku?
Mak                 : Nak.. aku Mak Kili dan ini kedua anakku Tima dan Nima. Kami melihat kau tak sadarkan diri di atas kayu, kami menemukanmu di sungai.
Mandau           : Oh, aku baru ingat. Aku Mandau dan aku berasal dari Pinoh, di sana sedang terjadi banjir dan sepertinya aku terseret hingga ke sini. Entah dangan cara apa aku harus berterima kasih kepada keluarga ibu yang telah menolong saya.
Ma Kili            : Tak apa.. kami ikhlas menolongmu
Nima               : Bagaimana kau bisa terbawa arus Mandau?
Mandau           : Begini ceritanya.. Saat itu aku sedang memancing ikan di sungai, tak lama kemudian aku merasa arus sungai semakin deras sampai bisa membuat perahuku bergoyang. Semakin lama semakin kuat dan membuat sebuah gelombang dan perahuku terbalik. Aku terjatuh dan aku tersadar di rumah ini.
Tima                : Ya yaa, sudah cukup ceritanya pemuda! Bukan kah lebih baik kau langsung pergi dari sini?
Ma Killi           :  Tima! Jaga ucapan mu! Jangan dengar ucapannya Mandau.. Bagaimana kalau Mandau tinggal disini saja? kami punya dangau yang mungkin bisa ditempati
Tima                : Umakk! Mane bise macam gitu! Dia cuman akan menambah susah kondisi kita!
Mak                 : Tima! Lihat dia! Dia belum pulih benar dan dia tak punya tempat tinggal selain di sini
Nima               : Iya kak.. biarlah Mandau menempati Dangau di tanah kosong kita
Tima                : AH TERSERAH KALIAN SAJA!
Mak                 : Mandau.. jangan hiraukan Tima, dia memang seperti itu
Mandau           : Terima kasih Umak, dan tentu juga dengan mu Nima. Umak, jika berkenan saya ingin membalas budi, apapun yang bisa saya bantu saya akan menyanggupinya, umak.
Ma Killi           : Baiklah Mandau.
- TUTUP TIRAI BAGIAN SCENE ATAS DAN BUKA SISI LAIN YANG ADA NARATORNYA-
Narator            : Mandau pun berinisiatif membantu Ma Kili dengan menanami sayur-sayur serta umbi-umbian di tanah yang hanya dibangun dangau. Mandau berpikir tanah sisa di sekitar dangau bisa ia manfaatkan untuk menghasilkan uang dan membantu Ma Kili. Setiap pagi dan petang Mandau selalu giat melihat perkembangan kebunnya dibantu oleh Nima. Ma Kili yang melihat semua itupun merasa senang dan bersyukur bertemu dengan Mandau.
                          Setelah kebahagiaan yang dirasakan terus berjalan, Tima yang tak mau kalah bahagia pun membawa seorang pemuda ke rumahnya yang merupakan kekasihnya dan akan melamarnya hari itu juga.
-MASUK LAGI KE SCENE BARU DIKEBUN-
-MUSIK ON-
-NIMA DAN MANDAU TAMPAK BERKEBUN BERSAMA-
-SELESAI MENANAM KEMBALI MASUK KE RUMAH*BUKA TIRAI DUA-DUANYA* -
-MASUK TIMA DAN KIBAN-
Tima                  : Umak! Umak! Lihat siapa yang Tima bawa
M+N               : (MASUK dan HERAN)
Ma  kili            : Ada apa Tima? Dan siapa pria yang dibelakang mu itu?
Tima                : Dia Kiban, dia datang untuk meminangku Umak
All                   : Apa?! (TERKEJUT)
Tima                : jangan senang berlebihan gitu dong...(malu-malu)
Kiban              : (MENDEKATI UMAK-BERLUTUT) Nama saya Kiban, Umak. Saya bangsawan dari Nanga Pinoh dan kedatangan saya untuk meminang anak cantik Umak.
Ma Kili            : em, b-baiklah, mari kita bicarakan (BERBICARA BERSAMA NAMUN PURA-PURA NGOMONG JAK NANTI NARATOR JELASIN )
Narator            : (NARATOR MASUK SAAT MEREKA PURA-PURA NGOMONG) Setelah membicarakan soal pernikahan Tima dan Kiban bersama akhirnya mereka setuju untuk melakukan pernikahan esok hari dengan acara yang sederhana karena semuanya terasa sangat mendadak. Sebenarnya umak sangat resah untuk mengambil keputusan tentang menyerahkan Tima kepada orang yang baru dikenalnya. Namun, karena memikirkan kebahagiaan Tima, ia pun mengalah.
Kiban              : Baiklah, kalau begitu Kiban mohon pamit, besok Kiban akan bawa keluarga dan seserahan langsung untuk pernikahan. Assalamualaikum.. (pergi)
All                   : Waalaikumsalam..
                                                (UMAK DAN MANDAU KELUAR DULUAN)
Nima               : Selamat kakak.
Tima                : Ah.. sebentar lagi aku akan jadi orang Nanga pinoh, dan merasakan bagaimana enaknya hidup di sana. Karena setelah pernikahan nanti aku akan segera diboyong ke Nanga pinoh. Bukankah kau pernah mengatakan ingin ke Nanga pinoh Nima? aku sebentar lagi akan jadi orang Nanga pinoh.
Nima               : Mandau akan membawa ku kak, mungkin sebentar lagi
Tima                : Jangan harapkan itu Nima! Mandau hanya orang udik yang tinggal dirumah kita. Lebih baik kamu keluar mencari suami yang kaya raya sepertiku.
-KELUAR SEMUA-
SCENE 5
MUSIK ON
Narator            : (BERJALAN DIIKUTI OLEH PENDENGAR) Pernikahan Tima dan Kiban berlangsung sangat sederhana, tidak ada pesta hanya mengundang orangterdekat di desanya. Seusai acara pernikahan Kiban dan Tima bicara dengan ibunya bermaksud untuk segera pergi ke Nanga Pinoh. Dan Ma Kili tidak bisa menolak, karena sudah menjadi adat seorang isteri harus mau diboyong suaminya ke tempat suami. Namun setelah hari itu, Ma Kili mulai sakit hal itu karena mengkhawatirkan Tima.
Nima               : Umak tidak perlu khawatir, yakin saja kak Tima pasti hidup bahagia, yang umak harus pikirkan adalah kesehatan umak.
Ma Kili            : Semoga aja Nima, dan semoga perasaan Umak yang salah.
----- KARENA TERLALU MEMIKIRKAN TIMA, MAK TILI JATUH SAKIT, NIMA DAN MANDAU MERASA KASIHAN DAN BERNIAT UNTUK MENEMUKAN TIMA--------
Mandau           : Umak, Mandau minta izin pergi ke Nanga Pinoh untuk menjual hasil panen kita. Dan Mandau akan berusaha membawa pulang Tima.
Ma Kili            : *batuk-batuk* Baik Mandau, Berhati-hati lah.
-PASAR-
-MUSIK ON-
-PENARI MENARI-
-MUSIK OFF-

Mandau           : Sudah lama tak kembali ke sini. Penjual pasar semakin banyak saja.. *sambil menjaga jualannya*
*tiba-tiba melihat Tima yang sedang berbelanja di pasar
Mandau            : Eh, itukan... TIMA!!! *teriak*
Tima                : *terkejut* Mandau? *menoleh sebentar kemudian kembali memalingkan wajah* Kenapa dia disini? Duh.. bisa mati aku
Mandau            : Tima kan? Tima.. aku memanggilmu
Tima                  : *berbalik lagi* iya, aku Tima. Ada apa? Kenapa kau disini?
Mandau            : Memangnya salah kalau kembali ke kampungku? Lagipula aku juga sedang berjualan hasil kebun di desa.
Tima                  : Ooh..
Mandau            : Kembalilah pulang sebentar Tima..Umak jatuh sakit semenjak kepergianmu
Tima                  : (MAJU BEBERAPA LANGKAH) Tempat tinggalku sekarang disini, mana mungkin aku kembali! Lagipula disini hidupku bahagia bersama suamiku. Setiap hari dia selalu membawa uang yang banyak untukku.
Mandau            : Kau selalu membanggakannya. Sekarang lihat, dimana dia? Hari libur begini seharusnya suami menemani istri ke pasar
Tima                  : Kau ini.. selalu ikut campur dalam kehidupanku ya. Tentu saja dia sibuk, bahkan hari libur pun ia masih bekerja untuk memberiku nafkah.
Mandau            :(MENYETARAKAN TIMA) Apa kau yakin disini kau baik-baik saja?
Tima                  :  em Ya! Dan saat kau pulang nanti, jangan lupa sampaikan pada ibu bahwa putri sulungnya ini bahagia, tak usah khawatir atau mengurusi kehidupanku lagi.
Mandau            : Kau tetap putrinya bukan? Pulanglah walau sebentar
Tima                  : ah sudahlah.. *pergi*
Mandau            : *geleng kepala heran akan sikap Tima

SCENE 6
Narator             : Walaupun ia menolak ajakan Mandau untuk pulang, namun akhirnya Tima pulang ke rumahnya untuk menyampaikan suatu hal yang mengejutkan. (ngomong di ujung panggung saja)
Tima                  : Umakk! Umakk!!
Nima                 : Kak.. kamu pulang?
Tima                  : doh gak lihat apa? Buat apa coba aku disini kalau ga ada kepentingan, Mana Umakk? Umakk!! (TERIAK)
Ma Killi            : Tima? Kau kah itu nakk? (BERJALAN MENDEKAT-TERPATA2)
Tima                  : Astaga! Gini ni kelamaan di kampung. Udah tau orang nya disini masih aja bertanya.
Nima               : Kak! Jangan teriak-teriak, Umak sedang sakit. Wajar umak bertanya karena kak Tima saja sudah lama tidak pulang.
Mak Kili          : Sudah Nima
Tima                : Ah! Aku langsung aja ke inti alasan aku pulang.
Ma Kili             : Ada apa nak?
Tima                : Tima mau jual rumah ini umak, Tima sedang butuh uang untuk bantu suami menambah modal, 2 hari lagi pembeli rumah akan datang untuk pindah kesini. Jadi cepatlah berkemas dan pindah ke dangau
Nima               : Apa kak?kenapa tak bilang dulu sebelum ambil keputusan?
 Tima                 : Buat apa bilang dulu? Bukankah Umak akan menyetujuinya, bukankah begitu Mak?
Ma Kili             : (hampir pingsan)
Nima                 : Makk! Emak nda apa?  Kak Tima, lihat perbuatan kakak!
Tima                  : Nima, aku beri waktu hingga 2 hari rumah ini harus dikosongkan suruh Mandau membesarkan dangaunya biar bisa kau tempati bersama ibu
Nima                 : Kak Tima, tidak adakah perasaanmu? Ibu sedang sakit keras
Tima                  : Eh, tutup mulut kamu itu ya! Kau anak kecil tidak tahu apa yang telah kami bicarakan. Pokoknya rumah ini harus segera dikosongkan. Aku tidak mau kehilangan kepercayaan dengan orang yang mau beli rumah ini, karena harganya sudah disepakati.

Ma Killi            : Sudah-sudah, Baiklah Tima lakukan lah sesukamu
Nima                 : *menguatkan ibunya*
Tima                  :Sudah! Aku pulang dulu.. *pergi begitu saja*
*Mandau tiba-tiba datang, pulang dari Pinoh* tapi sebelum itu mandau sudah masuk.
Mandau            : *mencegah Tima keluar rumah* Apa yang kau lakukan?! Kenapa kau jual rumah ini?!
Tima                  : Minggir kau! Kau hanya orang luar yang menumpang pada kami. Apa hakmu ikut dalam urusan keluarga?
Mandau            : Memang aku tak punya hak untuk ikut campur, tapi apa yang kau lakukan itu jahat
Tima                  : Jahat? Salahkah jika seorang anak meminta sesuatu pada umaknya?
Mandau :          KAU!!!!
*MENDENGAR KERIBUTAN, MAK DAN NIMA KELUAR DARI KAMAR*
Mak                  : Ada apa ini? *tertatih*
Tima                  : Mak, jelaskan pada Mandau kalau dia hanya menumpang disini dan dia tak berhak mengatur ku
Mak                  : Sudahlah nak.. hentikan, Mandau sudah umak anggap seperti anak sendiri. Tak ada salahnya dia ikut campur
Tima                  : *wajah kesal*
Mak                  : Lagipula umak juga sudah setuju untuk menjual rumah ini kan.. sudahlah, Nima dan Mandau akan berkemas dan kami akan pindah.
Tima                  : Bagus, kalau begitu aku pulang dulu *lanjut pergi*
Mak                  : *tiba-tiba jatuh*
N+M                 : MAK!! *menahan mak secepatnya*
Nima                 : Mak, kenapa? Ayo kita istirahat saja sekarang, mak masih belum sehat benar
Mak                  : Mandau, dengarkan umak ya.. mulai sekarang kau tak perlu menasehati Tima, biarkan dia, bagaimanupun dia benar.. dia anakku dan juga istri seseorang jadi dia berhak atas rumah ini dan membantu suaminya.
Mandau            : *mengehela nafas dan memandang Nima sebentar* Tapi mak.. tidak benar juga dia memaksa dan membentak umak, lalu menjual rumah tanpa mendiskusikannya dulu itu juga salah, mana lah mungkin kita cepat berbenah
Mak                  : sudahlah Mandau.. kau tau kan bagaimana sifat Tima, mak pun sudah tak sanggup lagi.
Nima                 : Sudah mak, tak usah dipikirkan lagi.. sekarang mak istirahat ya, biar mak cepat sembuh
Mak                  : *mengangguk dan masuk ke kamar*
Nima                 : Bang Mandau, sekarang abang baiknya luaskan dangau dulu.. waktu kita tak banyak. Nima harus berkemas untuk pindah juga
Mandau            : Baiklah

SCENE 7
                                                            -------- DUA HARI KEMUDIAN------
Nima                 : Mak, ayo kita makan dulu *menyodorkan piring*
Mak                  : Kau sudah antarkan makanan juga pada Mandau?
Nima                 : Sudah mak.. *duduk*
TIUNG DAN ANAK BUAH DATANG TIBA-TIBA MENEROBOS PINTU (BUKA PANGGUNG DUA-DUANYA)
Tiung                : APA INI?! KENAPA MASIH ADA ORANGNYA?!
N+MK              : *terkejut*
Nima                 : Maaf, tapi siapa kau tuan?
Tiung                : Kau bertanya siapa aku? Aku Tiung. Aku sudah membeli rumah ini dari 5 hari yang lalu. Tima bilang rumah ini akan kosong hari ini, tapi apa?! Kenapa kalian masih disini?!
Nima                 : maaf tuan, sebentar lagi kami pindah.. tolong biarkan umak saya makan dulu
Tiung                : AHH!! Tidak!! Aku mau kalian keluar dari rumah ini sekarang! Kalian! Bawa mereka keluar!
Anak Buah       : Baik tuan (Melempar tas2 dan memaksa keluar)
Nima                 : Umak baik-baik saja?
Ma Kili             : Sudah, tak apa. Ayo kita pergi
- MENGANGKAT BARANG-BARANG KELUAR DAN MANDAU MELIHAT DARI DANGAUNYA-
Mandau            : Nima, kenapa kau keluarkan barang-barang sekarang?
Nima                 : pembeli rumahnya sudah datang bang, dan dia marah-marah menyuruh kami keluar sekarang, padahal umak baru saja ingin makan
Mandau            : Dasar! Aku urus dia!
Nima                 : Jangan bang! *menahan Mandau* tak ada gunanya lagi melawan, abang bawa barang-barang ini ke dangau.
Mandau            : *mengurungkan niat dan mulai membawa barang-barang*
Nima                 : Mak, ayo kita pergi sekarang *membantu ibunya berdiri*
Narator             : kehidupan mereka pun kembali seperti semula, bedanya mereka tinggal di dangau yang kecil dari ukuran rumahnya dulu. Mandau dan Nima berusaha membantu Mak Tili dengan berkebun dan menjualnya. Hal tersebut membuat Mak Tili perlahan melupakan peristiwa beberapa hari yang lalu, tapi bukan hidup namanya jika ujian hanya datang satu kali, Tiung pun kembali mengganggu kehidupan mereka lagi
Tiung                : KALIAN CEPAT KELUAR DARI SINI! *tiba-tiba datang menerobos pintu lagi*
Nima                 : Ada apa lagi tuan? Kenapa kau masih mengusir kami?
Tiung                : CEPAT KELUAR! SEKARANG RUMAH,DANGAU BAHKAN TANAH KALIAN PUN SUDAH MENJADI MILIKKU
All                     : APA ?!
Nima                 : Tapi tuan, kakakku bilang kalau dia hanya menjual rumah pada tuan
Tiung                : Tapi kemarin dia kembali menjual dangau dan tanah ini padaku
Mandau            : Apa?! Mana bisa seperti itu, kalian sama sekali tak bilang pada kami dan sekarang malah seenaknya mengusir kami? TIDAK BISA! Kami belum setuju!
Mak                  : Tuan... tolonglah jangan seperti ini. Kau boleh ambil rumah dan tanahnya, tapi dangau ini biarlah kami yang tinggali, jika kau ambil juga dimana kami tinggal tuan?
Tiung                : Aku tak mau tau, semuanya sudah aku beli. Jadi pergi sekarang!
Mandau            : dasar kau! Sedari kemarin aku ingin memberimu pelajaran! *bersiap memukul*
N+M                 : (menahan Mandau )JANGAN MANDAU!
Tiung                : Aneh, kenapa kalian marah-marah padaku? Aku hanya pembeli, kenapa kalian tak salahkan Tima?
Semua terdiam
Mak                  : Maaf tuan, kami salah.. kalau begitu biarkan kami berkemas dan kami akan pergi hari ini
Nima                 : Tapi kemana mak? Kita tak punya tempat tinggal lagi
Mandau            : Kita ke tempatku, Nanga Pinoh. Aku akan membawa kalian
SCENE NAIK PERAHU ATAU RAKIT CEK-CEK NYEBRANG SUNGAI KE PINOH

SCENE 8
(MENGGAMBARKAN PERGI KE PINOH) PANGGUNG DIBUKA LEBAR DUA-DUANYA LALU TUTUP SALAH SATU)
TIBA DI RUMAH YANG BESAR DAN MASUK KE RUMAH, TERPANA
Nima                 : Indah dan bersih.. ini lebih baik dari yang di desa.
Mandau            : *tersenyum* Kalau begitu, aku tinggal dulu.
Nima                 : Bang Mandau mau kemana?
Mandau            : Aku harus mencari kerja, dan mungkin tidak akan pulang. Tapi akan kusempatkan untuk pulang
Mak                  : Terimakasih Mandau.. kau telah banyak membantu Mak dan Nima
Mandau            : Tak masalah mak, lagipula kalian juga dulu menyelamatkan Mandau. Kalau begitu, aku pergi dulu
Nima                 : Hati-hati bang, pulanglah cepat
Mak                  : Semoga kau mendapatkan pekerjaan yang baik dan segera pulang kesini
Mandau            : *tersenyum lalu pergi*
(MANDAU PERGI KE ARAH PANGGUNG SISI LAIN LALU SATU SISINYA LAGI UMAK DAN NIMA SEDANG BERSAMA DAN PERLAHAN DI TUTUP BIAR MENGGAMBARKAN SCENE SELESAI)
SCENE 9
(BUKA TIRAI SATU, TABIB MASUK)
Tabib        : *melihat ke berbagai arah di depan rumah Mak Tili*
Nima        :(BUKA TIRAI TADI YANG DITUTUP) *tak sengaja keluar dan melihat tabib* Maaf, anda siapa? Kenapa melihat-lihat rumahku?
Tabib     : Apa benar ini rumah Mak Kili?
Nima        : ya, ada perlu apa? Aku anaknya
Tabib       : Aku tabib kerajaan yang diutus raja untuk mengobati Mak Kili. Boleh aku masuk dan memeriksa umakmu?
Nima        : Ooh.. baiklah, silahkan masuk..
------------------------
Mak          : Siapa ini nak?
Nima        : ini tabib kerajaan mak, dia bilang dia di utus raja untuk mengobati umak
Mak         : bagaimana raja tau kalau kami baru pindah kesini dan aku sedang sakit?
Tabib       : seorang raja tentu saja harus tahu apa yang terjadi di wilayahnya, jadi anda tak perlu takut, saya akan memeriksa anda.
Nima        : terimakasih tuan..
Tabib        : tak masalah, hmm..dari hasil cek-ku, mak mu tidak menderita sakit yang parah. Ia hanya gampang lelah dan faktor usia yang makin tua, ia gampang terkena penyakit. Aku akan buatkan obat.
Mak           : sungguh..mulia sekali raja Pinoh, tolong sampaikan padanya aku sangat berterimakasih
Tabib      : iya mak.. oiya, ini ramuan obatnya. Nima, pastikan umakmu meminumnya
Nima      : baiklah.. aku kan merawat umak
Tabib     : kalau begitu, saya pamit undur diri..
Mak       : terimakasih sekali lagi tabib
(kaya scene sebelumnya Mandau pamit)

SCENE 10
Mandau              : Assalamualaikum..  
Nima                             : Waalaikumsalam, bang Mandau?
Mandau            : Dimana mak?
Nima                 : ada di dalam.. ayo masuk
Mandau            : sudah lama tidak melihat kalian.. semuanya baik-baik saja kan?
Nima                 : iya.. bang Mandau kemana saja? Sudah dapat kerja?
Mandau            : sudah.. tapi pekerjaan itu membuatku harus tinggal dekat tempat kerjanya, jadi aku jarang kesini
Nima                 : oh gitu..
Mandau            : kangen ya?
Nima                 : *malu*
Mandau            : aku janji, bentar lagi kamu bisa jadi milikku seutuhnya
Mak : *datang tiba-tiba* Eh, Mandau..
Mandau : mak.. *cium tangan*
Mak : sudah lama tak melihatmu, kemana saja kau?
Mandau : Mandau kerja mak.. kerjaannya buat susah pulang
Mak  : ooh.. tapi syukurlah kau masih sempat kesini
Mandau : ya, aku sempatkan waktu mak. Mak sepertinya sudah sembuh?
Mak : ya.. syukurlah. Beberapa hari yang lalu, ada seorang tabib yang katanya diutus raja untuk obati umak. Kau benar Mandau, Pinoh sangat makmur karena rajanya yang peduli
Mandau : hahaha.. tentu saja mak. Oiya, Mandau juga ingin bilang sesuatu
Nima : ada apa?
Mandau : aku dengar raja sedang butuh seorang gadis yang seumuran Nima untuk dijadikan anak angkat. Apa Nima mau?
Nima  : bagaimana bisa? Raja bahkan belum mengenalku
Mandau : apa salahnya? Aku juga sudah menyarankan raja untuk mengangkatmu. Tenang saja.. kau tidak akan terkena masalah
Nima : Nima tak masalah, tapi bagaimana dengan umak? Tak mungkin nima tinggalkan umak sendiri disini
Mak  : tak apa nak.. umak anggap dengan raja mengangkatmu rasa terimakasih umak karena mengirim tabib lebih sempurna
Mandau : kau tenang saja.. raja akan mengirim beberapa pelayan untuk menemani umak agar tak kesepian
Nima  : baiklah, aku setuju dengan itu
Mandau : kalau begitu, tunggu besok ada pengawal yang akan menjemputmu
Nima : *mengangguk*

SCENE 11
------- KEESOKAN HARINYA-----
Pengawal : permisi..
Mak         : anda siapa?
Pengawal : apakah ini tempat tinggal Nima?
Mak        : iya, ada apa?
Pengawal : saya pengawal kerajaan yang disuruh raja untuk menjemput Nima
Mak        : oh begitu, Nima juga sudah menunggu daritadi.
Nima      : apakah kau pengawalnya?
Pengawal : iya saya putri.. ayo kita ke istana
Mak        : pergilah Nima.. layani raja seperti ayahmu sendiri, dan jangan lupakan umakmu ini, mungkin sesekali umak akan pergi kesana untuk menjengukmu.
Nima      : iya mak.. Nima akan berusaha menjadi putri yang baik untuk raja. Nima juga akan ingat sama umak. Umak jangan khawatir, dan Nima pasti rindu nantinya dengan umak, datanglah mak untuk menjengukku.
Mak         : tentu saja.. *memeluk anaknya*
Nima      : ayo pergi pengawal..

SCENE 12
Raja   : Mila, sebentar lagi kita akan menyambut calon kakak perempuanmu
Mila  : Iya ayah.. aku tak sabar punya kakak perempuan
Pengawal : PERHATIAN.. PUTRI NIMA DATANG
Nima : *memberi salam pada raja* salam yang mulia, saya Nima putri Ma Tili
Raja  : ya.. saya sudah tahu banyak hal tentangmu
Nima : *sedikit terkejut*
Raja  : Aku ingin kau menjadi putri angkatku dan menjadi kakak dari putri Mila
Mila  : salam kak Nima..
Nima : *tersenyum* terimakasih raja, saya sangat beruntung bisa menjadi bagian dari keluarga kerajaan, tapi aku punya pertanyaan. Kau sudah punya seorang putri yang mulia, lalu kenapa kau masih mengangkat anak perempuan?
Mila : Ah, kak Nima bagaimana.. kakak kan mau dijadikan calon kakak...
Raja : *langsung menutup mulut putri* kakak putri Mila. Aku merasa kasihan dengan putri satu-satunya ini. Dia kesepian karena ingin punya kakak perempuan
Mila : *melepas tangan ayahnya* Ayah kenapa sih?!
Raja : *berbisik* belum saatnya dia tau. Kalau begitu, sekarang kau sudah menjadi putri angkatku. Mulai sekarang kau tinggal di istana bersama putriku.
Nima : boleh aku bertanya satu hal lagi baginda?
Raja  : apa itu?
Nima : apa aku dan umakku boleh bertemu walau sekarang aku seorang putri?
Raja  : Kenapa tidak? Dia ibu kandungmu, dia tentu boleh menemuimu
Nima : terimakasih baginda
Raja : sekarang ayo masuk
Mila : ayo kak! Kita masuk ke istana. Aku akan buat kamar kakak di sebelah kamarku
Nima : iya..iya..

SCENE 13
-KAMAR-
Mila : *menerobos kamar Nima* Kak Nirmala.. kakak..
Nima : ada apa?
Mila : ayah memanggilmu, dia bilang ini rapat penting
Nima : ah iya, aku akan segera kesana
------ DI RUANG PENGADILAN----
Nimaa : Ada perlu apa ayah memanggilku?
Raja   : Nirmala, ada satu hal yang harus katakan di hari yang sangat penting ini
Nima : tentang apa ayah?
Raja : Nirmala, ayah sangat bangga dan senang memiliki putri sepertimu, tak terasa 3 bulan sudah kau tinggal disini dan apa yang diucapkan pemuda itu benar, kau gadis yang baik serta rajin. Nak.. ada satu hal yang ayah sembunyikan darimu. Sebenarnya, ayah punya anak laki-laki, dan ayah mau kau menikah dengannya
Nima : menikah dengan pangeran? Tapi aku..
Mila  : tenang kak.. abangku itu tampan, dia juga baik. Pokoknya kalian cocok deh
Nima : Tapi masalahnya aku tidak terlalu yakin
Raja : Apakah kalau aku panggil putraku kesini kau bisa yakin?
Mila : Panggil saja abang yah..
Raja : Pangeran.. masuklah ke ruangan
(Mandau masuk perlahan, dan Nima terkejut dengan apa yang dilihatnya)
Nima : Mandau?
Mandau : iya ini aku..
Nima : Jadi selama ini kau pangeran Pinoh?
Mandau : iya
Nima : ah, kenapa tak terpikirkan olehku. Semuanya memang aneh dari awal aku datang kesini dan ternyata kau pangerannya
Mandau : Sudah.. sekarang jawab dulu lamaran ayahku
Raja : Mungkin dia mau langsung darimu
Mila :Dasar ga romantis!
Mandau : Diam kau! Aku ini pangeran pemberani dan tentu saja urusan lamar melamar aku pasti bisa
Mila : Ya sudah, kenapa tak langsung dan malah membuatnya bingung? Kasian kakakku itu ):
Mandau : Iya.. *langsung bersimpuh* Nima, aku sudah jatuh cinta padamu sejak kau menolong dan merawatku dulu sampai aku benar-benar pulih. Kau adalah gadis cantik,rajin, patuh pada orang tua dan kau banyak memiliki sifat-sifat yang baik dan aku semakin menyukaimu. Aku pernah bilang kalau kau kan jadi milikku seutuhnya bukan? Iya, dan ini saatnya.. Maafkan aku harus menyiapkan semua ini karena aku juga ingin menunjukkan pada keluarga kerajaan bahwa calon istriku sangat baik dan mereka melihat semua itu. Nima, dengan kesungguhan hati.. Maukah kau jadi ratu wilayah ini? Maukah kau jadi istriku? *menyodorkan cincin*
Nima : *terharu*  iya.. aku mau
Mandau : *tersenyum* Aku mencintaimu
Nima : aku juga..
Mila : Hey, sudah..sudah.. kakak-kakak, sekarang saatnya membicarakan pesta kalian, jangan buat aku semakin terharu dengan semua ini
Raja : Mila, biarkan kakakmu.. nanti kau juga akan seperti mereka
Mandau : tapi aku tak yakin ayah.. mana ada yang mau dengan putri yang super nakal sepertinya.
Mila : Abang!! Lihat saja nanti!                                                        
Raja : sudah..sudah.. ayah percaya anak-anak ayah nanti akan bahagia hidupnya dengan orang yang dicintai

SCENE 14
-Ditempat lain-
Kiban                :  Tima! Tima!
Tima                  : Ada apa suamiku?
Kiban                :Mana duit yang aku minta!
Tima                  : Bukankah kemarin sudah aku kasi? Kenapa minta lagi?
Kiban                : Pintar kamu sekarang! Menjawab aku hah!
Tima                  : Iya! Kenapa? Aku hidup susah karna kau! Kenapa kau tidak mencari pekerjaan hah? Daripada kau minum setiap harinya!
Kiban                : Berani kamu!! Sekarang keluar dari sini! Kalau kau pergi, semakin cepat aku dapat menikah dengan gadis lainya HAHA!
Tima                  : Jahat kamu mas!

SCENE 14
PENARI SIAPSIAP
Narator   :Pesta pernikahan Mandau dan Nima diselenggarakan dengan meriah di halaman kerajaan. Semua rakyat Pinoh dan tamu undangan meramaikan pesta dengan tarian dan nyanyian khas melayu. Begitulah teman-teman.. Nima dan Tima mengajarkan pada kita kalau sifat dapat mempengaruhi jalan hidup kita. Sifat baik maka hidupmu akan baik, sedang sifat yang tak baik tentu saja akan banyak masalah yang kamu hadapi. Pesan moral yang dapat diambil dari cerita ini adalah, bijaklah dalam bersikap..berbuat baiklah pada sesama dan yang lebih tua. Maka hidupmu akan baik dan lancar.
PENARI MENARI- (NANTI ADA INTRUKSI)SEMUANNYA MASUK MENARI SAMA2, DAN NARATOR NGOMONG PADA SAAT INTRUKSI KEDUA-
Narator             : (Mengenalkan pemeran)

Nasyatra Dyah Khansa Sebagai  Nima
Rizka Maulida Sebagai  Tima
Amirudin Irsyad Sebagai  Mandau
Sari Sonia Sebagai Mak Tili
Hadi Santoso Kaspain Sebagai Kiban
Dani Ramadhan Sebagai Raja
                  Delia Fabiola Sebagai Mila
                  Muhammad Fahri Sebagai  Tiung
                  Sebagai Tabib
                  Sebagai Pengawal
                  Sebagai Anak buah Tiung
                  Sebagai Orang 1 dan 2

Saya (nama narator) dan kami kelas 12 ips 1 mengucapkan terimakasih atas perhatian dan mohon maaf bila masih banyak kekurangan, wasalamualaikum (NANTI TAMBAH2)

Komentar

Postingan Populer