Makalah Sejarah Peminatan - Revolusi Rusia
SEJARAH PEMINATAN
|
REVOLUSI RUSIA
|
|
Erika Noviana
Dewi - XI IPS 1
|
SMA Negeri 03
Pontianak
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Revolusi Rusia 1917 adalah sebuah gerakan politik di Rusia yang memuncak
pada 1917 dengan penggulingan pemerintahan provinsi yang telah
mengganti sistem Tsar Rusia, dan menuju ke pendirian Uni Soviet, yang berakhir
sampai keruntuhannya pada 1991. Revolusi ini dapat dilihat dari dua
fase berbeda:
-
Pertama adalah Revolusi Februari
1917, revolusi ini bertujuan mengganti otokrasi Tsar Nikolas II Russia, Tsar
Russia yang efektif terakhir dan mendirikan republik liberal.
-
Fase kedua adalah Revolusi Oktober
yang diinspirasikan oleh Vladimir Lenin dari partai Bolshevik, memegang kuasa
dari Pemerintahan Provinsi. Revolusi kedua ini memiliki efek yang sangat luas,
memengaruhi daerah kota dan pedesaan. Meskipun banyak kejadian bersejarah
terjadi di Moskwa dan Saint Petersburg, ada juga gerakan di pedesaan dimana
rakyat jelata merebut dan membagi tanah. Pada awal abad ke-20, Industri dan
pertanian di Rusia maju pesat. Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah Tsar
Nicholas II yang senantiasa memajukan perekonomian dengan jalan meningkatkan
produksi pertanian dan memajukan industri. Pada tahun 1898, Goerge Plekhanov
mendirikan Partai Sosialis Demokrat dengan programnya yang moderat, yaitu
persaman dalam hukum, kemerdekaan pers, berbicara, berkumpul, serta perbaikan
nasib buruh dan petani. Tujuan ini hendak dicapai dengan cara diplomasi politik
dan pemogokan. Pada kongres Partai Demokrat dari seluruh dunia pada tahun 1903,
Partai Sosialis Demokrat tersebut pecah menjadi dua, yaitu:
1.
1.Mensyewik (Sosial-Demokrat) yang
berhaluan sosialis. dipimpin oleh Goerge Plekhanov yang kemudian diganti oleh
Kerensky
2.
2.Bolsyewik (Radikal Revolusioner)
yang berhaluan komunis. Dipimpin oleh Vladimir Ulyanov atau terkenal dengan
nama Lenin, kemudian digantikan oleh Josef Dschugaschvili yang dikenal dengan
nama Stalin.
Pada tanggal 22 Januari 1905, ribuan
pekerja berdemonstrasi di depan istana. Mereka beramai-ramai menyayikan
lagu-lagu keagamaan sambil membawa gambar tsar, tsar menolak untuk bertemu
dengan mereka. Revolusi 1905 yang dimulai dengan pemogokan umum di
Petrograd(kemudian diubah menjadi Leningrad) segera diakui oleh seluruh Negara.
Akhirnya Tsar Nicholas II menyanggupi untuk memberikan UUD melalui Oktober
Manifesto 1905 Pada bulan Agustus, tsar menyetujui pembentukan Duma(parlemen)
namun Duma hanya dimaksudkan sebagai badan Advertisement penasihat. Di Pertograd
dengan jumlah penduduk sebanyak 1,4 juta jiwa, hanya 13.000 penduduk yang
memiliki hak pilih. Dewan Soviet (Dewan Buruh) adalah organisasi untuk mengatur
perjuangan ekonomi dan politik kaum buruh. Dewan-dewan Soviet itu dibentuk
untuk melayani keperluan perjuangan kaum buruh sehari-hari, seperti mengatur
aksi pemogokan, menyebarkan brosur, mengumpulkan makanan, obat-obatan dan
angkutan. Tokoh utama pemberontakan ini adalah Aleksander
Fyodorovich Kerensky yang biasa disingkat Kerensky. Peristiwa ini disebut
dengan Revolusi Februari 1917.
BAB II
PEMBAHASAN
REVOLUSI
RUSIA
1. Latar
belakang revolusi rusia
Sejak
kekalahannya dalam perang melawan Jepang pada tahun 1905, bayangan revolusi
selalu tampak di Rusia. Berbagai gerakan rakyat menentang pemerintah ditindas
dengan kekerasan senjata. Gerakan tersebut bersifat sporadis dan seberapa pun
usaha pemerintah untuk menindasnya, gerakan-gerakan serupa selalu muncul.
Akhirnya, revolusi sungguh-sungguh terjadi di tengah Perang Dunia ketika Rusia
mengalami kekalahankekalahan besar. Sebab-sebab terjadinya revolusi sebagai
berikut.
1.
Pemerintahan Tsar Nicholas II yang
reaksioner
Ketika negara-negara lain mulai
mengakui hak-hak politik bagi warga negaranya, Tsar Nicholas II masih enggan
melakukan hal yang sama. Ia memang mengizinkan dibentuknya Duma (daerah
perwakilan rakyat Rusia), namun keberadaannya hanya sandiwara belaka. Pemilihan
anggota Duma dilakukan dengan pura-pura karena pada praktiknya, anggota Duma
adalah orang-orang yang propemerintahan Tsar. Hasil-hasil rapat dan rekomendasi
Duma kepada Tsar tidak pernah dihiraukan.
2.
Susunan pemerintahan Tsar yang buruk
Pemerintahan pada masa Tsar Nicholas
II tidak disusun secara rasional, melainkan atas dasar favoritisme. Tsar tidak
memilih orang-orang yang cakap untuk pemerintahannya, orang-orang yang
dipilihnya untuk jabatan-jabatan pemerintahan hanyalah orang-orang yang
disukainya. Dalam hal ini, Nicholas II sangat dipengaruhi oleh istrinya,
Tsarrina Alexandra. Alexandra sendiri sangat dipengaruhi oleh seorang biarawan
yang menyebut dirinya sebagai utusan Tuhan, Grigori Rasputin. Alexandra dan
Rasputin adalah orang-orang yang sangat kolot dan benci terhadap segala macam
paham baru.
3.
Perbedaan sosial yang mencolok
Kondisi kehidupan antara kedua
golongan masyarakat di Rusia pada masa itu sangat jauh perbedaannya. Tsar dan
para bangsawan hidup mewah dan kaya raya, sementara rakyat, terutama petani dan
buruh, sangat miskin dan sengsara. Bangsawan juga memiliki berbagai macam hak
yang tidak dimiliki rakyat, bahkan banyak hak rakyat yang diabaikan. Sekalipun
perbudakan telah dihapuskan, para bangsawan tetap memperlakukan rakyat biasa
seperti budak dalam kehidupan sehari-hari.
4.
Persoalan tanah
Perubahan kebijakan agraria oleh
Menteri Stolypin pada tahun 1906 hanya menghasilkan perubahan tanah-tanah mir
menjadi milik perseorangan anggota mir. Di luar mir, masih banyak tanah
berukuran luas yang menjadi milik para tuan tanah, baik bangsawan maupun para
kulak (petani-petani besar). Tanah-tanah ini dikerjakan oleh para petani kecil
(buruh tani). Para buruh tani ini lalu berusaha menuntut tanah yang seharusnya
menjadi miliknya.
5.
Adanya aliran-aliran yang menentang
Tsar
Dalam revolusi pada tahun 1905,
aliran-aliran yang menentang Tsar dapat ditindas, tetapi tidak lenyap. Mereka
melakukan gerakan bawah tanah dan mengumpulkan kekuatan sambil menunggu
kesempatan untuk kembali muncul. Aliran-aliran tersebut adalah aliran liberal
dan sosialis. Kaum liberal yang disebut Kadet (Konstitusional Demokrat). Aliran
ini menghendaki Rusia menjadi kerajaan yang berundang-undang dasar. Kaum
sosialis menghendaki susunan masyarakat yang sosialis serta pemerintahan yang
modern dan demokratis. Kaum sosialis merupakan anasir yang revolusioner dan
terbagi lagi atas dua aliran: Mensheviks (moderat atau sosial demokrat) dan
Bolsheviks (radikal, kemudian berkembang menjadi partai komunis). Golongan
Mensheviks dipimpin oleh Georgi Plekhanou yang kemudian digantikan oleh
Kerensky. Adapun golongan Bolsheviks dipimpin oleh Lenin dan Trotsky.
6.
Kekalahan perang
Ketika melibatkan diri dalam Perang
Dunia I, sebenarnya Rusia tidak mempunyai tujuan perang yang tertentu. Rusia
ikut perang karena terikat dan terseret oleh perjanjian-perjanjiannya dengan
negara-negara lain, terutama yang tergabung dalam Triple Entente. Keikutsertaan
Rusia dalam Perang Dunia I mendapat sambutan dingin dari rakyatnya. Peperangan
yang tidak didukung oleh rakyat tentu menghasilkan kekalahan.
Kekalahan-kekalahan besar Rusia (pertempuran di Tannenberg dan di sekitar
danau-danau wilayah Masuri) semakin mengecewakan hati dan melenyapkan
kepercayaan rakyat kepada Tsar. Rakyat mulai jemu pada peperangan dan
menginginkan kedamaian.
7.
Ancaman bahaya kelaparan
Lima belas juta warga Rusia
dimobilisasi untuk perang. Kesejahteraan mereka harus dijamin penuh oleh
negara. Sementara, banyaknya orang yang dikirim ke medan perang berakibat
kurangnya tenaga kerja, baik dalam bidang industri maupun pertanian. Macetnya
industri dan pertanian ini menimbulkan bahaya kelaparan sebab kurangnya bahan
makanan. Perekonomian negara pun menjadi kacau balau.
2. Prosess Terjadinya Revolusi Rusia
Revolusi
Rusia tahun 1917 dapat dibagi menjadi dua tahap, yakni Revolusi Februari 1917
dan Revolusi Oktober 1917.
1.
Revolusi Februari 1917
Revolusi ini dimulai dari Petrograd
(sekarang Leningrad) dengan demonstrasi yang menuntut bahan makanan, kemudian
diikuti dengan pemogokan di perusahaan-perusahaan. Revolusi yang digerakan oleh
kaum Kadet, Menshewiki, dan Bolshewiki ini kemudian berhasil menggulingkan Tsar
Nicholas II. Tampuk pemerintahan dikendalikan oleh kaum Kadet dengan bentuk
pemerintahan sementara.
Akan Tetapi,
kaum Kadet tidak segera mengadakan perubahan-perubahan seperti yang dituntut
oleh rakyat. Kaum Menshewiki di bawah pimpinan Karensky kemudian menggulingkan
kaum Kadet dan memegang tampuk pemerintahan. Program kaum Menshewiki
pertama-tama ialah menjunjung kembali kehormatan Rusia di mata dunia
internasional (karena kekalahan-kekalahan Rusia dalam peperangan), setelah itu
baru mengadakan perubahan pemerintahan dalam negeri. Serangan besar-besaran
terhadap Jerman (dalam Perang Dunia I) segera dilangsungkan, namun gagal. Hal
inilah mengakibatkan hilangnya kepercayaan rakyat terhadap pemerintahan
Menshewiki. Kesempatan ini digunakan dengan sebaik-baiknya oleh kaum Bolshewiki
untuk menyusun kekuatan guna merebut pemerintahan.
2.
Revolusi Oktober 1917
Ketika pemerintahan Menshewiki
kehilangan kepercayaan di mata rakyat, kaum Bolshewiki segera mendekati rakyat
dan menjanjikan adanya kedamaian dan pembagian tanah. Dengan cara ini kaum Bolshewiki
mendapatkan simpati dan dukungan dari rakyat. Kaum Bolshewiki yang semula telah
mempersiapkan diri dengan mengadakan wajib militer kepada para pekerja (yang
kemudian menjadi Pengawal Merah) di bawah pimpinan Trotsky, siap untuk merebut
kekuasaan.
Revolusi di mulai di Petrograd lagi
di bawah pimpinan Lenin yang menyerukan untuk mendirikan Republik Soviet.
Angkatan Darat dan Angkatan Laut di Petrograd memihak Lenin. Pada tanggal 25
Oktober 1917 pemerintah Menshewiki di bawah pimpinan Kerensky berhasil
digulingkan. Kaum Bolshewiki akhirnya berhasil memegang tampuk pemerintahan
baru di Rusia.
3. Dampak dari Revolusi Rusia
Revolusi
Rusia yang dimenangkan oleh kaum komunis radikal (Bolshevik) berdampak pada
meluasnya paham komunisme di dunia. Negara-negara dunia ketiga yang pada saat
itu masih dijajah bangsa lain dengan segera mengadopsinya. Juga negara-negara
yang baru terbentuk dan negara-negara yang rakyatnya telah bosan hidup dalam
kekangan feodalisme penguasa.
Paham baru ini pun dengan segera
menjalar ke Indonesia yang pada saat itu tengah menghidupkan
organisasi-organisasi pergerakan ke arah kemerdekaan. Organisasiorganisasi yang
menganutnya juga bersikap radikal (nonkooperatif) terhadap Belanda, bahkan di
kemudian hari jelas-jelas melakukan pemberontakan. Contohnya adalah ISDV yang
setelah Indonesia merdeka mengubah nama menjadi PKI.
Komentar
Posting Komentar