Makalah Mata Kuliah Agama Islam - Manusia dan Agama
PEMBAHASAN
A. MANUSIA
1. Definisi Manusia
Manusia adalah salah satu
makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki peranan penting dalam kehidupan di muka
bumi. Manusia juga dipandang sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya
dibandingkan makhluk Allah SWT bahkan Allah menyuruh para malaikat untuk
bersujud kepada nabi Adam As.
Asal
usul manusia dalam Islam dapat dijelaskan dalam proses penciptaan manusia
pertama yakni nabi Adam As. Nabi Adam As adalah manusia pertama yang diciptakan
Allah SWT dan diberikan ilmu pengetahuan dan kesempurnaan dengan segala
karakternya. Allah mengangkat Adam dan manusia sebagai khalifah dimuka bumi
sebagaimana dijelaskan dalam ayat berikut ini
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman
kepada para malaikat “Sesungguhya Aku hendak menjadikan seorang khalifah dimuka
bumi.” Mereka berkata: “Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di muka
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah,
padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan engkau?”
Tuhan berfirman:”sesungguhnya aku mengetahui apa yan tidak kamu ketahui”.(QS.Al-Baqarah : 30)
Proses
penciptaan manusia dijelaskan dalam al-Qur’an dan bahkan penjelasan dalam
Alqur’an ini kemudian terbukti dalam ilmu pengetahuan yang ditemukan setelah
turunnya Alqur’an. Ada lima tahap dalam penciptaan manusia yakni al-nutfah,
al-‘alaqah, al-mudhgah, al-‘idham, dan al-lahm sebagaimana yang disebutkan
dalam ayat berikut ini
”Dan sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian kami
jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, dan segumpal darah itu kami
jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami jadikan segumpal daging.
Kemudian kami jadikan dia makhluk yang(berbentuk) lain. Maka Maha sucilah
Allah, pencipta yang paling baik”. (QS. Al-Mu’minun ayat 12-14)
2. Tujuan Penciptaan Manusia
Adapun tujuan utama allah SWT menciptakan manusia adalah
agar manusia dapat menjadi khalifah atau pemimpin di muka bumi. Tugas utama
manusia adalah beribadah dan menyembah Allah SWt, menjalani perintahnya serta
menjauhi larangannya. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini
“Tidaklah Aku ciptakan jin dan
manusia, melainkan supaya mereka menyembah Aku.” (QS AdzZariyat :56).
3. Hakikat Manusia Menurut
Pandangan Islam
Dalam agama islam, ada enam peranan yang merupakan
hakikat diciptakannnya manusia. Berikut ini adalah dimensi hakikat manusia
berdasarkan pandangan agama islam
1. Sebagai Hamba Allah
Hakikat manusia yang utama
adalah sebagai hamba Allah SWT. Sebagai seorang hamba maka manusia wajib
mengabdi kepada Allah SWT dengan cara menjalani segala perintahnya dan menjauhi
segala larangannya. Sebagai seorang hamba, seorang manusia juga wajib
menjalankan ibadah seperti shalat wajib, puasa ramadhan, zakat, haji dan melakukan ibadah lainnya dengan penuh
keikhlasan dan segenap hati.
2. Sebagai
al- Nas
Dalam al- Qur’an manusia juga
disebut dengan al- nas. Kata al nas dalam Alquran cenderung mengacu pada
hakikat manusia dalam hubungannya dengan manusia lain atau dalam masyarakat.
Manusia sebagaimana disebutkan dalam ilmu pengetahuan, adalah makhluk sosial
yang tidak dapat hidup tanpa keberadaan manusia lainnya.
3. Sebagai
khalifah Allah
Telah disebutkan dalam tujuan
penciptaan manusia bahwa pada hakikatnya, manusia diciptakan oleh Allah SWt
sebagai khlaifahatau pemimpin di muka bumi.
“Hai
Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (peguasa) di muka bumi, maka
berilah keputusan di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu. Karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. …”(QS Shad:26).
Sebagai
seorang khalifah maka masing-masing manusia akan dimintai pertanggung
jawabannya kelak di hari akhir.
4. Sebagai
Bani Adam
Manusia disebut sebagai bani
Adam atau keturunan Adam agar tidak terjadi kesalahpahaman bahwa manusia
merupakan hasil evolusi kera sebagaimana yang disebutkan oleh Charles Darwin.
Islam memandang manusia sebagai bani Adam untuk menghormati nilai-nilai
pengetahuan dan hubungannya dalam masyarakat. Dalam Alqur’an Allah SWT
berfirman
“Hai anak Adam, sesungguhnya
Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah
untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu
adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, semoga mereka selalu ingat.
Hai anak Adam janganlah kamu ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah
mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, …” (QS : Al araf 26-27).
5. Sebagai
al- Insan
Tidak hanya disebut sebagai al
nas, dalam Alqur’an manusia juga disebut sebagai Al insan merujuk pada
kemampuannya dalam menguasai ilmu dan pengetahuan serta kemampuannya untuk
berbicara dan melakukan hal lainnya sebagaimana disebutkan dalam surat Al hud
berikut ini :
“Dan
jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat, kemudian rahmat itu kami cabut
dari padanya, pastilah ia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih.” (QS: Al Hud:9).
6. Sebagai
Makhluk Biologis (al- Basyar)
Manusia juga disebut sebagai makhluk biologis atau
albasyar karena manusia memiliki raga atau fisik yang dapat melakukan aktifitas
fisik, tumbuh, memerlukan makanan, berkembang biak dan lain sebagainya
sebagaimana ciri-ciri makhluk hidup pada umumnya. Sama seperti makhluk lainnya
di bumi seperti hewan dan tumbuhan, hakikat manusia sebagai makhluk biologis
dapat berakhir dan mengalami kematian, bedanya manusia memiliki akal dan pikiran
serta perbuatannya harus dapat dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.
Segala hakikat manusia adalah fitrah yang diberikan Allah
SWT agar manusia dapat menjalankan peran dan fungsinya dalam kehidupan. Manusia
sendiri harus dapat memenuhi tugas dan perannya sehingga tidak menghilangkan
hakikat utama penciptaannya.
4. Manusia Menurut Agama Islam
Yang
dimaksud disini, manusia secara umum diciptakan dari segumpul darah dengan
jenis dan ras yang berbeda-beda tapi mereka mempunyai proses penciptaan yang
sama, hal ini menunjukkan bahwa Allah mengistimewakan manusia, agar mereka
ingat dan menyadari bahwa Dia telah memberikan kemulian, melindungi peranan dan
menjunjung tinggi kedudukan mereka diantara makhluk yang lain.
Meminjam
istilah Dr. Ali Shariati, seorang intelektual Muslim, yang mengatakan bahwa:
Manusia adalah makhluk dua dimensi yang membutuhkan penyelarasan kebutuhan akan
kepentingan dunia dan akhirat. Oleh sebab itu, manusia harus memiliki konsep
duniawi atau kepekaan emosi serta intelegensi yang baik dan penting.
Manusia
adalah makhluk ciptaan Allah memiliki potensi untuk beriman (kepada Allah),
dengan mempergunakan akalnya mampu memahami dan mengamalkan wahyu serta
mengamati gejala-gejala alam, bertanggung jawab atas segala perbuatannya dan
berakhlak (N.A Rasyid, 1983:19).
Dalam Al-Quran manusia dipanggil dengan beberapa istilah, antara lain
al-insaan, al-naas, al-abd, dan bani adam dan sebagainya. Al-insaan berarti
suka, senang, jinak, ramah, atau makhluk yang sering lupa. Al-naas berarti
manusia (jama’). Al-abd berarti manusia sebagai hamba Allah. Bani adam berarti
anak-anak Adam karena berasal dari keturunan nabi Adam.
Namun dalam Al-Quran dan
Al-Sunnah disebutkan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia dan
memiliki berbagai potensi serta memperoleh petunjuk kebenaran dalam menjalani
kehidupan di dunia dan akhirat.
Allah selaku pencipta alam semesta dan manusia telah memberikan
informasi lewat wahyu Al-quran dan realita faktual yang tampak pada diri
manusia. Informasi itu diberi- Nya melalui ayat-ayat tersebar tidak bertumpuk
pada satu ayat atau satu surat. Hal ini dilakukan-Nya agar manusia berusaha
mencari, meneliti, memikirkan, dan menganalisanya. Tidak menerima mentah
demikian saja. Untuk mampu memutuskannya, diperlukan suatu peneliti Alquran dan
sunnah rasul secara analitis dan mendalam. Kemudian dilanjutkan dengan
melakukan penelitian laboratorium sebagai perbandingan, untuk merumuskan mana
yang benar bersumber dari konsep awal dari Allah dan mana yang telah mendapat
pengaruh lingkungan.
Hasil peneliti Alquran yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpuannya
bahwa manusia terdiri dari unsur-unsur: jasad, ruh, nafs, qalb, fikr, dan
aqal.
A. Jasad
Jasad merupakan bentuk lahiriah manusia, yang dalam Alquran dinyatakan
diciptakan dari tanah. Penciptaan dari tanah diungkapkan lebih lanjut melalui
proses yang dimulai dari sari pati makanan, disimpan dalam tubuh sampai
sebagiannya menjadi sperma atau ovum (sel telur), yang keluar dari tulang sulbi
(laki-laki) dan tulang depan (saraib) perempuan (a-Thariq: 5-7).
B.
Ruh
Ruh adalah daya (sejenis
makhluk/ciptaan) yang ditiupkan Allah kepada janin dalam kandungan (Surat
Al-Hijr 29, Surat As-Sajadah 9, dan surat Shaad 27) ketika janin berumur 4
bulan 10 hari. Walaupun dalam istilah bahasa dikenal adanya istilah ruhani,
kata ini lebih mengarah pada aspek kejiwaan, yang dalam istilah Al-Qur’an
disebut nafs.
Dalam diri manusia, ruh berfungsi
untuk :
1. Membawa dan
menerima wahyu (Surat As-Syuara 193)
2. Menguatkan iman
(Surat Al-Mujadalah 22)
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa
manusia pada dasarnya sudah siap menerima beban perintah-perintah Allah dan
sebagai orang yang dibekali dengan ruh, seharusnya ia elalu meningkatkan
keimanannya terhadap Allah. Hal itu berarti mereka yang tidak ada usaha untuk
menganalisa wahyu Allah serta tidak pula ada usaha untuk menguatkan keimanannya
setiap saat berarti dia mengkhianati ruh yang ada dalam dirinya.
C.Nafs
Para ahli menyatakan manusia itu pasti
akan mati. Tetapi Al-Qur’an menginformasikan bahwa yang mati itu nafsnya. Hal
ini diungkapkan pada Surat Al-Anbiya ayat 35 dan Surat Al-Ankabut ayat 57,
Surat Ali-Imran ayat 185. Hadist menginformasikan bahwa ruh manusia menuju alam
barzah sementara jasad mengalami proses pembusukan, menjelang ia bersenyawa
kembali secara sempurna dengan tanah.
Manusia adalah ciptaan Allah yang
paling besar, untuk itu terlebih dahulu harus mengenalnya. Kalau manusia itu
sudah mengenal jiwanya pasti ia akan mengenal tuhannya.
“Barang siapa sudah
mengenal jiwanya, maka ia akan mengenal Tuhannya”
“ Sesungguhnya kami
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (at-tin:4)
5.
Firman-firman
Allah tentang Manusia
Tentang ruh (ciptaan-Nya) yang ditiupkan ke dalam rahim wanita yang
mengandung embrio yang terbentuk dari saripati (zat) tanah itu, hanya sedikit
pengetahuan manusia, sedikitnya juga keterangan tentang makhluk ghaib itu
diberikan tuhan dalam Al-quran.
“Dan
(ingatlah), ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “sesungguhnya aku
akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering yang berasal dari
lumpur hitam yang diberi bentuk. Maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud
(al-hajr(15);28-29). Yang dimaksud”dengan bersujud” dalam ayat ini bukanlah
menyembah, tetapi memberi penghormatan
.
Al-Qur’an tidak
memberi penjelasan tentang sifat ruh. Tidak pula ada larangan di dalam
al-quranintuk menyelidiki ruh yang gaib, sebab penyelikikan tentang ruh,
mungkin berguna, mungkin pula tidak berguna, dalam hubungan dengan masalah ruh
ini Tuhan berfirman dalam surat al-isra:85
Artinya : Dan
mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: “Roh itu termasuk urusan
Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit” (Q.S. Al-Isra:85).
Ayat-ayat diatasmenunjukan bahwa
manusia tumbuh dan berkembang mengikuti tahapan tertentu. Jika analisis, Al-Qur’an
dan hadits secara umum membagi kehidupan manusia pertumbuhan dan perkebangan di
dunia menjadi dua katagori besar, kelahiran dan pasca kelahiran. Al-quran juga
menyatakan, sebagimana petikan (Q.S Al-hajj 5) bahwa periode perkelahiran telah
ditentukan (biasanya 9 bulan dalam keadaan normal). Namun Al-quran juga
menyebutkan bahwa ada kasus-kasus pengecualian dimana periode prakelahiran
dihentikan, sebelum atau setelah waktu yang normal.
B.
AGAMA
1.
Definisi Agama
Agama adalah suatu ajaran dan sistem yang mengatur
tata keimanan/ kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, serta
tata kaidah terkait pergaulan manusia dengan manusia serta lingkungannya.
Menurut bahasa sansekerta, agama berarti tidak kacau
(a=tidak gama=kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup yang
dapat membebaskan manusia dari kekacauan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
agama adalah system yang mengaturtatakeimanan (kepercayaan)
danperibadatankepadaTuhan Yang Mahakuasasertatatakaidah yang
berhubungandenganpergaulanmanusiadanmanusiasertalingkungannya
Dalam Al-Qur’an, agama disebut
Millah, misalnya Millatu Ibrahim yang artinya agama (yang dibawa)
ibrahim. (An-Nahl:123). Selain itu dalam Al-Qur’an agama disebut juga din
atau ad-din. Misalnya: lakum dinukum waliya din yang artinya
bagimu din (agama) mu, dan bagiku din (agama) ku. (Al-Kafirun
ayat 6).
Ad-diin yang berarti: hukum, perhitungan, kerajaan, kekuasaan, tuntutan,
keputusandanpembalasan. Kesemuanyaitumemberikan gambaranbahwa “addiin”
merupakanpengabdiandanpenyerahan, mutlakdariseoranghambakepadaTuhanpenciptanyadenganupacaradantingkahlakutertentu,
sebagaimanifestasi ketaatantersebut (Moh.Syafaat,1965).
2. Aspek Agama Islam
a.
Aspek kredial, yaitu ajaran tentang
doktrin-doktrin ketuhanan yang harus diyakini.
b.
Aspek ritual, yaitu tentang tata cara
berhubungan dengan Tuhan, untuk
minta perlindungan dan pertolongan-Nya atau untuk menunjukkan kesetiaan dan penghambaan.
c.
Aspek moral, yaitu ajaran tentang aturan
berperilaku dan bertindak yang benar dan baik bagi individu dalam kehidupan.
d.
Aspek sosial, yaitu ajaran tentang aturan
hidup bermasyarakat.
3. Fungsi Agama Islam
a.
Sebagai Pembimbing
Dalam Hidup
Pengendali utama kehidupan manusia adalah kepribadiannya
yang mencakup segala unsure pengalaman pendidikan dan keyakinan yang didapatnya
sejak kecil. Apabila dalam pertumbuhan seseorang terbentuk suatu kepribadian
yang harmonis, di mana segala unsur pokoknya terdiri dari pengalaman yang
menentramkan jiwa maka dalam menghadapi dorongan baik yang bersifat biologis
ataupun rohani dan sosial akan mampu menghadapi dengan tenang.
b.
Penolong Dalam
Kesukaran
Orang yang kurang yakin akan agamanya (lemah imannya) akan menghadapi
cobaan/kesulitan dalam hidup dengan pesimis, bahkan cenderung menyesali hidup
dengan berlebihan dan menyalahkan semua orang.
Beda halnya dengan orang yang beragama dan teguh imannya, orang yang seperti ini akan menerima setiap cobaan dengan lapang dada. Dengan keyakinan bahwa setiap cobaan yang menimpa dirinya merupakan ujian dari tuhan (Allah) yang harus dihadapi dengan kesabaran karena Allah memberikan cobaan kepada hambanya sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, barang siapa yang mampu menghadapi ujian dengan sabar akan ditingkatkan kualitas manusia itu.
Beda halnya dengan orang yang beragama dan teguh imannya, orang yang seperti ini akan menerima setiap cobaan dengan lapang dada. Dengan keyakinan bahwa setiap cobaan yang menimpa dirinya merupakan ujian dari tuhan (Allah) yang harus dihadapi dengan kesabaran karena Allah memberikan cobaan kepada hambanya sesuai dengan kemampuannya. Selain itu, barang siapa yang mampu menghadapi ujian dengan sabar akan ditingkatkan kualitas manusia itu.
c.
Penentram Batin
Jika orang yang tidak percaya akan kebesaran tuhan tak peduli orang itu kaya apalagi miskin pasti akan selalu merasa gelisah. Orang yang kaya takut akan kehilangan harta kekayaannya yang akan habis atau dicuri oleh orang lain, orang yang miskin apalagi, selalu merasa kurang bahkan cenderung tidak mensyukuri hidup.
Lain halnya dengan orang yang beriman, orang kaya yang beriman tebal tidak akan gelisah memikirkan harta kekayaannya. Dalam ajaran Islam harta kekayaan itu merupakan titipan Allah yang didalamnya terdapat hak orang-orang miskin dan anak yatim piatu. Bahkan sewaktu-waktu bisa diambil oleh yang maha berkehendak, tidak mungkin gelisah.
Jika orang yang tidak percaya akan kebesaran tuhan tak peduli orang itu kaya apalagi miskin pasti akan selalu merasa gelisah. Orang yang kaya takut akan kehilangan harta kekayaannya yang akan habis atau dicuri oleh orang lain, orang yang miskin apalagi, selalu merasa kurang bahkan cenderung tidak mensyukuri hidup.
Lain halnya dengan orang yang beriman, orang kaya yang beriman tebal tidak akan gelisah memikirkan harta kekayaannya. Dalam ajaran Islam harta kekayaan itu merupakan titipan Allah yang didalamnya terdapat hak orang-orang miskin dan anak yatim piatu. Bahkan sewaktu-waktu bisa diambil oleh yang maha berkehendak, tidak mungkin gelisah.
Begitu
juga dengan orang yang miskin yang beriman, batinnya akan selalu tentram karena
setiap yang terjadi dalam hidupnya merupakan ketetapan Allah dan yang
membedakan derajat manusia dimata Allah bukanlah hartanya melainkan keimanan
dan ketakwaannya.
d.
Pengendali
Moral
Setiap manusia yang beragama yang beriman akan menjalankan setiap ajaran agamanya. Terlebih dalam ajaran Islam, akhlak amat sangat diperhatikan dan di junjung tinggi dalam Islam. Pelajaran moral dalam Islam sangatlah tinggi, dalam Islam diajarkan untuk menghormati orang lain, akan tetapi sama sekali tidak diperintah untuk meminta dihormati.
Islam mengatur hubungan orang tua dan anak dengan begitu indah. Dalam Al-Qur’an ada ayat yang berbunyi: “dan jangan kau ucapkan kepada kedua (orang tuamu) uf!!” Tidak ada ayat yang memerintahkan kepada manusia (orang tua) untuk minta dihormati kepada anak.
Selain itu Islam juga mengatur semua hal yang berkaitan dengan moral, mulai dari berpakaian, berperilaku, bertutur kata hubungan manusia dengan manusia lain (hablum minannas/hubungan sosial). Termasuk di dalamnya harus jujur, jika seorang berkata bohong maka dia akan disiksa oleh api neraka. Ini hanya contoh kecil peraturan Islam yang berkaitan dengan moral. Masih banyak lagi aturan Islam yang berkaitan dengan tatanan perilaku moral yang baik, namun tidak dapat sepenuhnya dituliskan disini.
Setiap manusia yang beragama yang beriman akan menjalankan setiap ajaran agamanya. Terlebih dalam ajaran Islam, akhlak amat sangat diperhatikan dan di junjung tinggi dalam Islam. Pelajaran moral dalam Islam sangatlah tinggi, dalam Islam diajarkan untuk menghormati orang lain, akan tetapi sama sekali tidak diperintah untuk meminta dihormati.
Islam mengatur hubungan orang tua dan anak dengan begitu indah. Dalam Al-Qur’an ada ayat yang berbunyi: “dan jangan kau ucapkan kepada kedua (orang tuamu) uf!!” Tidak ada ayat yang memerintahkan kepada manusia (orang tua) untuk minta dihormati kepada anak.
Selain itu Islam juga mengatur semua hal yang berkaitan dengan moral, mulai dari berpakaian, berperilaku, bertutur kata hubungan manusia dengan manusia lain (hablum minannas/hubungan sosial). Termasuk di dalamnya harus jujur, jika seorang berkata bohong maka dia akan disiksa oleh api neraka. Ini hanya contoh kecil peraturan Islam yang berkaitan dengan moral. Masih banyak lagi aturan Islam yang berkaitan dengan tatanan perilaku moral yang baik, namun tidak dapat sepenuhnya dituliskan disini.
4. Hakekat Agama
a.
.Islam
Agama Universal
Agama Islam sering dipandang secara sempit sebagai agama dogma dan berisi ibadah ritual saja. Padahal aspek ruitual hanya sebagaian saja dan komponen ajaran Islam, karena ajaranya berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia yang sekaligus memberikan nilai-nilai esensial terhadap semmua aspek tersebut.
Islam diturunkan untuk menata kehidupan manusia di dunia, sedangkan akhirat adalah hasil dari kehidupan dunia Islam menunjukkan jalan dan arah yang ditempuh untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki di dunia dan akhirat
Agama Islam sering dipandang secara sempit sebagai agama dogma dan berisi ibadah ritual saja. Padahal aspek ruitual hanya sebagaian saja dan komponen ajaran Islam, karena ajaranya berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia yang sekaligus memberikan nilai-nilai esensial terhadap semmua aspek tersebut.
Islam diturunkan untuk menata kehidupan manusia di dunia, sedangkan akhirat adalah hasil dari kehidupan dunia Islam menunjukkan jalan dan arah yang ditempuh untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki di dunia dan akhirat
b.
Islam Agama Rahmat Lil Alamin
Islam diturunkan kepada manusia berfungsi sebagai rahmad namun nilai rahmat tersebut akan berpengaruh kepada manusian yang melaksanaakan ajaran agamanya secara totalitas sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Baqrah ayat 208 yang artinya:
Islam diturunkan kepada manusia berfungsi sebagai rahmad namun nilai rahmat tersebut akan berpengaruh kepada manusian yang melaksanaakan ajaran agamanya secara totalitas sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran surat Al-Baqrah ayat 208 yang artinya:
“Hai orang-orang beriman, masuklah kamu kedalam Islam seluruhnya, dan jaganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesesungguhnyasyaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
C.
Hubungan Manusia dan Agama
Untuk membimbing manusia dalam meniti dan menata kehidupan, Allah
menurunkan agamanya sebagai pedoman yang harus dijadikan referensi dalam
menetapkan setiap keputusan, dengan jaminan ia akan terbebas dari segala
kebingungan dan kesesatan. Firman Allah yang terjemahannya: “Nanti akan Aku
berikan kepadamu petunjuk (dalam menempuh kehidupan). Barang siapa yang
mengikuti petunjuk-Ku tersebut, niscaya mereka tidak akan di timpa rasa
khawatir dan takut (dalam kehidupan) dan tidak akan bersedih
hati”.(Q.SAl-Baqarah:38). Dan Allah swt. Menegaskan bahwa satu-satunya hidayah
yang benar yang Ia ridhoi itu adalah agama islam.“Sesungguhnya agama disisi
Allah hanyalah ISLAM”.“ Pada hari ini Aku lengkapkan bagimu agama mu dan Aku
sempurnakann hikmat-Ku kepadamu. Dan Aku ridhoi Islam sebagai agamamu.
Yang menyebabkan manusia memerlukan agama
adalah karena manusia dalam kehidupanya senantiasa menghadapi berbagai
tantangan, baik yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam. Tantangan
dari dalam berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan. Sedangkan yang datang
dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang di lakukan manusia yang
secara sengaja berupa ingin memalingkan manusia dari Tuhan. Mereka dengan rela
mengeluar kabiaya, tenaga dan fikiran yang dimanifestasikan dalam berbagai
bentuk kebudayaan yang di dalamnya mengandung misi menjauhkan manusia dari
Tuhan. Allah berfirman dalam Al-Qr’ anSuratAl-Anfal: 36 Yang artinya:
“sesungguh ya orang-orang yang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk
menghalangi (orang) dari jalan Allah”. (QS.Al-Anfal:36) Orang-orang kafir itu
sengaja mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mereka gunakan agar
orang-orang mengikuti keinginannya. Berbagai bentuk budaya, hiburan,
obat-obat terlarang dan lain sebaginya di buat dengan sengaja. Untuk itu, upaya
membatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar taat
menjalankan agama godaan dan tantangan hidup demikian itu, saat ini meningkat,
sehingga uapaya mengagamakan masyarakat menjadi penting.
Orang yang
beriman kepada Allah dan menghambakan diri kepadaNya, mengatur hidupnya agar
sesuai dengan seruan Allah dalam Al-Qur’an. Dia menjadikan agama sebagai
petunjuk hidupnya. Patuh kepada hal-hal yang baik menurut hati nuraninya, dan
meninggalkan segala yang buruk yang ditolak hati nuraninya.
Allah
menyatakan dalam Al-Qur’an bahwa Dia menciptakan manusia agar siap untuk
menghidupkan agamaNya:
Maka, teguhkanlah pengabdianmu kepada Agama yang benar yang Allah ciptakan
untuk manusia. Tiada yang mampu merubah ciptaan Allah. Itulah agama yang lurus,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. (Surat Ar-Rum: 30)
BAB
2
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia
adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki peranan penting dalam
kehidupan di muka bumi. Asal usul manusia dalam Islam dapat dijelaskan dalam proses penciptaan
manusia pertama yakni Nabi Adam As. adalah manusia pertama yang diciptakan
Allah SWT dan diberikan ilmu pengetahuan dan kesempurnaan dengan segala
karakternya.
Agama adalah suatu ajaran dan sistem yang mengatur
tata keimanan/ kepercayaan dan peribadatan kepada Tuhan yang Maha Kuasa, serta
tata kaidah terkait pergaulan manusia dengan manusia serta lingkungannya.
Meskipun kita diciptakan
berbagai ras, suku, agama, dan lain-lain nenek moyang kita tetap satu yaitu
nabi Adam As dan siti hawa dimana Allah menciptakan Siti hawa dari tulang rusuk
kiri nabi Adam, kita tidak semata-mata diciptakan namun memiliki tujuan yaitu
beribadah hanya menyembah kepada Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA
Aplikasi Al-Quran
Komentar
Posting Komentar